29 Almamaterku

by Henny Indriani

Setiap kali aku melewati jl. Kramat.
Seperti yang sudah-sudah,
kepalaku refleks menoleh ke arah satu bangunan,
yang sesungguhnya asing bagiku.
Tetapi selalu saja tatapan mataku tak lepas dr bangunan tersebut,
hingga hilang dari pandanganku...

di lokasi bangunan yang asing bagiku tersebut,
dulu berdiri Sekolahku,
Di sana dulu tempat aku menimba ilmu,
tempat aku belajar, berteman, bersenda gurau,
ada tangis, tetapi lebih banyak tertawa...

Bangunan sekolahku, orang bilang lebih mirip penjara,
karena yang terlihat hanya tembok dan pagar besi,
mengapa begitu?
karena bangunan sekolahku letaknya lebih rendah
dibandingkan jalan raya.

Biasanya bila hari senin aku dan teman2ku datang terlambat,
kami tidak dapat langsung masuk pintu gerbang, karena
pintu sudah dikunci rapat oleh guru yg piket hari itu,
dan harus menunggu smp dengan jam pelajaran berikutnya,
itupun harus mengisi buku besar terlebih dulu pada guru piket,
mengisi kolom alasan datang terlambat yg paling aku benci,
karena harus mencari dan mengarang alasan...

Lalu dengan terpaksa kami berdiri di luar sambil memegang pintu besi,
berharap kebaikan hati bpk atau ibu guru piket.
Ada juga sebagian teman yang duduk2 di tempat parkir motor
di sebelah pintu gerbang,
atau sebagian lagi yang langsung nongkrong di warung sebrang jalan.

Begitu bel pergantian jam pelajaran,
kami anak2 yg terlambat,
langsung berlarian menuju pintu kecil.
lalu menuruni tangga, dan bergegas masuk ke kelas masing2.
Kenangan yg indah...

Kemarin malam aku lewati lagi jl. Kramat,
lagi2 kutatap bangunan itu, di lokasi yg sama,
pd papan nama masih sama spt 22 tahun yg lalu,
tertulis SMAN 29.
Tetapi bangunannya jauh berbeda dr yg dulu,
karena beberapa tahun setelah aku dan teman2ku lulus,
bangunan lama dirobohkan,
maka HILANGLAH SEMUA KENANGAN INDAHKU.....
digantikan dengan bangunan baru,
yg tak mungkin dapat
menggantikan kenangan di setiap sudut sekolahku....

Di sebelah kiri bangunan tsb masih berdiri rumah2 penduduk,
itupun sebagian sudah menjadi Ruko.
Di sebelah kanan kini,
tidak ada lagi pabrik asbes,
tetapi telah berdiri dg megahnya sebuah apartemen,
Belum sepenuhnya selesai,
tetapi tampak bangunan yang memiliki nilai prestise tinggi.
Lampu sorotnya saja sudah membuat bangunan
SMAN 29 mengkerut....

Aku dengar dr penjual rokok,
Banguanan SMAN 29 dan rumah2 penduduk sekitar,
tidak lama lagi akan rata dengan tanah,
karena akan digunakan oleh apartemen tsb.
Oooooooh.......Tuhan........
AKANKAH SEMUA KENANGAN INDAHKU MATI UNTUK YG KEDUA KALINYA????......

Sungguh Tragis...
KETIKA KANGEN PADA KENANGAN INDAHKU,
HARUSKAH AKU MENATAP AREA PARKIR APARTEMEN????......


Jakarta, 21 Juni 2009